MATERI SKI MTsYANUR KELAS IX
MATERI
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
KELAS
IX MTs SEMESTER 1
Perkembangan Islam Di Indonesia
A. Awal
Masuknya Islam di Indonesia
Ketika
Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme,
dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan
dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan
Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya.
Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik,
karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara
manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting
juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah
syahadat dan tidak ada paksaan.
Masuknya
Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke
Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut
sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada
masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab,
Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.
B. Cara
Masuknya Islam ke Indonesia
Islam masuk ke Indonesia, bukan
dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia
justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Karena
memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256 :
Artinya :
“Tidak ada paksaan dalam agama”
(Q.S. al-Baqarah ayat 256)
Adapun
cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;
- Perdagangan
Jalur
ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang
dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan
Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama
dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan
duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam.
Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.
- Kultural
Artinya
penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan,
sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan
Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit,
mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan
pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari
masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri
menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran,
ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
- Pendidikan
Pesantren
merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam
diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang
yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran
pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti
Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai
sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali
penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
- Kekuasaan politik
Artinya
penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para
Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan
menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh
Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama
sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh
Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam
melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya
negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
C. Perkembangan
Islam di Beberapa Wilayah Nusantara
- Di Sumatra
Wilayah
Nusantara yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra dan
daerah Pasai yang terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-masing kedua
daerah tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan Islam Perlak
dan Samudra Pasai.
Sejarah
Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh disebutkan bahwa kerajaan Islam yang
pertama adalah kerajaan Perlak. Namun ahli sejarah lain telah sepakat, Samudra
Pasailah kerajaan Islam yang pertama di Nusantara dengan rajanya yang pertama
adalah Sultan Malik Al-Saleh (memerintah dari tahun 1261 s.d 1297 M). Sultan
Malik Al-Saleh sendiri semula bernama Marah Silu. Setelah mengawini putri raja
Perlak kemudian masuk Islam berkat pertemuannya dengan utusan Syarif Mekkah
yang kemudian memberi gelar Sultan Malik Al-Saleh.
Kerajaan
Aceh ini mempunyai peran penting dalam penyebaran Agama Islam ke seluruh
wilayah Nusantara. Para da’i, baik lokal maupun yang berasal dari Timur Tengah
terus berusaha menyampaikan ajaran Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Hubungan
yang telah terjalin antara kerajaan Aceh dengan Timur Tengah terus semakin
berkembang. Tidak saja para ulama dan pedagang Arab yang datang ke Indonesia,
tapi orang-orang Indonesia sendiri banyak pula yang hendak mendalami Islam
datang langsung ke sumbernya di Mekah atau Madinah. Kapal-kapal dan ekspedisi
dari Aceh terus berlayar menuju Timur Tengah pada awal abad ke 16. Bahkan pada
tahun 974 H. atau 1566 M dilaporkan ada 5 kapal dari kerajaan Asyi (Aceh) yang
berlabuh di bandar pelabuhan Jeddah. Ukhuwah yang erat antara Aceh dan Timur
Tengah itu pula yang membuat Aceh mendapat sebutan Serambi Mekah.
- Di Jawa
Benih-benih
kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad pertama
Hijriyah atau abad ke 7 M. Pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat Nabi,
Muawiyah bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga)
menyamar sebagai pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat itu baru penjajagan saja,
tapi proses dakwah selanjutnya dilakukan oleh para da’i yang berasal dari
Malaka atau kerajaan Pasai sendiri. Sebab saat itu lalu lintas atau jalur
hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan Jawa dipihak lain sudah
begitu pesat.
Adapun
gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali Sanga,
yaitu :
a. Maulana
Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
Beliau
dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor penyebaran
Islam di Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan sebagai
perintis lembaga pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan di
Gapura Wetan Gresik
b. Raden
Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
Dilahirkan
di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Cempa, ia sebagai
mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan budaya lokal. Wejangan
terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri, mabuk, main wanita, judi dan
madat, yang marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel tahun 1481 M.
Jasa-jasa
Sunan Ampel :
1) Mendirikan
pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini lahir para mubalig
kenamaan seperti : Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak pertama),
Raden Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan Maulana Ishak yang
pernah diutus untuk menyiarkan Islam ke daerah Blambangan.
2) Berperan
aktif dalam membangun Masjid Agung Demak yang dibangun pada tahun 1479 M.
3) Mempelopori
berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden Patah sebagai Sultan
pertama.
c. Sunan
Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)
Ia
putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu
Falak. Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja
peralihan sebelum Raden Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel wafat,
ia menggantikannya sebagai mufti tanah Jawa.
d. Sunan
Bonang (Makhdum Ibrahim)
Putra
Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama-sama Raden
Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat tahun 1515 M.
e. Sunan
Kalijaga (Raden Syahid)
Ia
tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia membuat
wayang kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan Giri sempat
menentangnya, karena wayang Beber kala itu menggambarkan gambar manusia utuh yang
tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang
bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah sebuah usaha ijtihad di bidang
fiqih yang dilakukannya dalam rangka dakwah Islam.
f. Sunan
Drajat
Nama
aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang). Dakwah beliau
terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para da’i yang berdatangan
dari berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.
g. Syarif
Hidayatullah
Nama
lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan Fatahillah,
yang menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon yang
wilayahnya sampai ke Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid Demak
selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif
Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang
hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon.
Hanya
saja Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik
para wali.
h. Sunan
Kudus
Nama
aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun
1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan
sekitarnya. Ia membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan
salah satu warisan budaya Nusantara.
i. Sunan
Muria
Nama
aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau
menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta kesenian
daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.
- Di Kalimantan
Islam
masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga jalur.
Jalur pertama melalui Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak
dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian membuat dakwah semakin
menyebar sebab para muballig dan komunitas muslim kebanyakan mendiamai pesisir
barat Kalimantan.
Jalur
kedua, Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa. Ekspedisi
dakwah ke Kalimantan ini mencapai puncaknya saat kerajaan Demak berdiri. Demak
mengirimkan banyak Muballig ke negeri ini. Para da’i tersebut berusaha mencetak
kader-kader yang akan melanjutkan misi dakwah ini. Maka lahirlah ulama besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
Jalur
ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang terkenal
saat itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.
a. Kalimantan
Selatan
Masuknya
Islam di Kalimantan Selatan adalah diawali dengan adanya krisis kepemimpinan
dipenghujung waktu berakhirnya kerajaan Daha Hindu. Saat itu Raden Samudra yang
ditunjuk sebagai putra mahkota oleh kakeknya, Raja Sukarama minta bantuan
kepada kerajaan Demak di Jawa dalam peperangan melawan pamannya sendiri, Raden
Tumenggung Sultan Demak (Sultan Trenggono) menyetujuinya, asal Raden Samudra
kelak bersedia masuk Islam.
Dalam
peperangan itu Raden Samudra mendapat kemenangan. Maka sesuai dengan janjinya
ia masuk Islam beserta kerabat keraton dan penduduk Banjar. Saat itulah tahun
(1526 M) berdiri pertama kali kerajaan Islam Banjar dengan rajanya Raden
Samudra dengan gelar Sultan Suryanullah atau Suriansyah. Raja-raja Banjar
berikutnya adalah Sultan Rahmatullah (putra Sultan Suryanullah), Sultan
Hidayatullah (putra Sultan Rahmatullah dan Marhum Panambahan atau Sultan
Musta’in Billah. Wilayah yang dikuasainya meliputi daerah Sambas, Batang Lawai,
Sukadana, Kota Waringin, Sampit Medawi, dan Sambangan.
b. Kalimantan
Timur
Di
Kalimantan Timur inilah dua orang da’i terkenal datang, yaitu Datuk Ri Bandang
dan Tuan Tunggang Parangan, sehingga raja Kutai (raja Mahkota) tunduk kepada
Islam diikuti oleh para pangeran, para menteri, panglima dan hulubalang. Untuk
kegiatan dakwah ini dibangunlah sebuah masjid.
Tahun
1575 M, raja Mahkota berusaha menyebarkan Islam ke daerah-daerah sampai ke
pedalaman Kalimantan Timur sampai daerah Muara Kaman, dilanjutkan oleh
Putranya, Aji Di Langgar dan para penggantinya.
c. Di
Maluku.
Kepulauan
Maluku terkenal di dunia sebagai penghasil rempah-rempah, sehingga menjadi daya
tarik para pedagang asing, tak terkecuali para pedagang muslim baik dari
Sumatra, Jawa, Malaka atau dari manca negara. Hal ini menyebabkan cepatnya
perkembangan dakwah Islam di kepulauan ini.
Islam
masuk ke Maluku sekitar pertengahan abad ke 15 atau sekitar tahun 1440 dibawa
oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka dan Jawa (terutama para da’i yang
dididik oleh para Wali Sanga di Jawa). Tahun 1460 M, Vongi Tidore, raja Ternate
masuk Islam. Namun menurut H.J De Graaft (sejarawan Belanda) bahwa raja Ternate
yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin (1486-1500 M). Setelah itu Islam
berkembang ke kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Tetapi diantara sekian
banyak kerajaan Islam yang paling menonjol adalah dua kerajaan , yaitu Ternate
dan Tidore.
Selain
Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian yang disiarkan
oleh raja-raja Islam di Maluku, para pedagang dan para muballig yang juga
berasal dari Maluku. Daerah-daerah di Irian Jaya yang dimasuki Islam adalah :
Miso, Jalawati, Pulau Waigio dan Pulau Gebi.
4. Di Sulawesi
Ribuan
pulau yang ada di indonesia, sejak lama telah menjalin hubungan dari puau ke
pulau. Baik atas motivasi ekonomi maupun motivasi politik dan kepentigan
kerajaan. Hubungan ini pula yang mengantar dakwah menebus dan meabah Celebes
atau Sulawesi. Menurut catata portugis yang datang pada tahun 1540 sudah bisa
menemui pemukiman muslim di beberapa daerah. Meski belum terlalu besar, namun
jalan dakwah twrus berlarut hinggga menyentuh raja-raja di kerajaan Gowa yang
beribu negeri di makasar.
Raja
Gowa pertama yang memeluk islam adalah Sultan Alaidin al Awwal dan perdana
menteri atau wazir besarnya, karaeng Matopa pada tahun 1603. Sebelumnya, dkwah
islam telah sampai pula pada ayahandanya Sultan Alaidin yang bernama Toniggallo
dari Sultan Ternate yang lebih dulu memeluk islam. Namun, Tonigallo khawatir
jika ia memeluk islam, ia merasa kerajaannya akan di bawah pengaruh kerajaan
ternate.
Orang
pertama yang memeluk islam karena pemahamanya dan aktivitas dakwah mereka.
Mereka adalh Khatib Tunggal, Datuk Ri Bandang, Datuk Patimang dan Datuk Ri
Trio. Dapat diketahui dan dilacak dari mana para ulama di atas, yang
bergelar datuk-datuk adalah para ulama dan mubalig asal Minangkabu yang
menyebarkan islam ke makasar.
Pusat-pusat
dakwah yang di bangun oleh kerajaan Gowa inilah yang melanjutkan perjalanan ke
wilayah lain sampai ke kerajaan Bugis, Wajo Sopeng, Sindenreng, Tanette, Lueu
dan Paloppo.
5. Tokoh
Penyabar Islam di Papau
Beberapa
kerajaan di kepulauan maluku yang wilayah teritorialnya sampai di pulau papua
menjadikan islam masuk pula di papua Cenderawasih. Bayak kepala-kepala suku di
wilayah Waigo,Misool dan beberapa daerah Lin Yng di bawah pemerintahan kerajaan
bacan, banyak kepala-kepala suku doi pulau Papua memeluk isam. Namun,dibanding
wilayah lain, perkembangan islam di pulau hitam ini bisa dibilang tak terlalu
besar.
6. Tokoh
Penyebar Islam di Nusa Tengggara
Islam
masuk ke wilayah Nusa Tenggara bisa dibilang awal abad ke 16. Hubungan Sumbawa
yang baik dengan Kerajaan Mkassar membuat Islam turut pula ke Nusa Tenggara.
Sampai kini jejak islam bisa di lacak dengan meneliti makam seoang mublig asal
makasar yang terletak di kota bima. Begitu juga dengan makan Sunan Bima
yangpertama kali memeluk islam. Bisa di sebut seluruh penduduk bima para muslim
sejak mula.
Selain
sumbawa, islam juga Msuk ke lombok. Orang-orang Bugis datang ke
lombok dari Sumbawa dan mengajarkan islam di sana. Hingga kini , beberapa kata
di suku-suk Lombok banyak kesamaan dengan bahsa Bugis.
MATERI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
KELAS IX MTS SEMESTER GENAP
A. Sejarah
Tradisi Islam Nusantara
1. Teori
Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam ke Indonesia
a. Agama dan
kebudayaan islam yang mauk di Indonesia berasal dari India
b. Agama dan kebudayaan
islam yang mauk di Indonesia berasal dari Arab
c. Agama dan
kebudayaan islam yang mauk di Indonesia berasal dari Persia
d. Agama dan kebudayaan
islam yang mauk di Indonesia berasal dari Cina
2. Faktor-faktor
Penyebab Islam Diterima di Nusantara
a. Daya
tarik islam
b. Penggunaan
kesenian
c. Meningkatnya
jmlah muslim pribumi dari berbagai etnik dalam jaringan dan kegiatan
perdagangan
d. Pemakaian
bahasa melayu sebagai media penyebaran agama dan bahasa pengantar di
lembaga-lembaga pendidikan[19]
3. Pengertian
Tradisi Islam Nusantara
Tradisi adalah adat kebiasaan
turun temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat.
Sedangkan Nusantara berarti sebutan (nama) bagi seluruh wilayah kepulauan
Nusantara. Nusantara terdiri dari beribu-ribu pulau dengan berbagai tradisi dan
budaya masuknya islam. Di Nusantara sedikit banyak juga mempengaruhi
perkembangan tradisi dan budaya tersebut. Hal ini disebabkan ketika islam masuk
di Nusantara sudah ada tradisi dan budaya yang dijalankan. Tradisi dan budaya
tersebut antara lain adalah Ruwatan, Ruwatan adalah merupakan seni pertunjukan
yang berasal dari kebudayaan Pra Hindu, merupakan upacara penyembahan roh nenek
moyang atau upacara inisiasi.
Tradisi
islam di Nusantara adalah metode dakwah yang dilakukan oleh para ulama masa
itu, para ulama tidak menghapus secara total adat yang sudah berlangsung di
masyarakat, mereka memasukkan ajaran-ajaran islam dalam adat-adat tersebut.
Dengan harapan masyarakat tidak merasa kehilangan adat dan ajaran islam tetap
diterima, dengan demikian, tradisi islam yang ada di Nusantara bukan menjadikan
ajaran islam yang harus diamalkan, tetapi sebagai metode dakwah pada saat itu.
B. Menceritakan
seni budaya lokal sebagai bagian dari tradisi islam
Seni budaya lokal sebagai bagian
dari tradisi islam antara lain :
1. Seni
budaya islam shalawatan
2. Seni
budaya wayang
3. Seni
Kasidah
4. Seni
Hadrah
C. Memberi
apresiasi terhadap tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara
1. Sekaten
dan gamelan sekaten
Arti sekaten adalah “Sakhotaini”
yakni menanamkan dua hal yaitu berbudi baik kepada manusia dan beribadah kepada
Allah SWT. Sedangkan gamelan sebagai alat pemanggil orang untuk berkumpul dan
sebagai hiburan.
2. Adat
melayu
Kehidupan orang melayu selalu diwarnai
dengan upacara adat sebagai warisan tradisi nenek moyang mereka, masuknya agama
islam sedikit banyak mempengaruhi dalam pelaksanaan upacara adat tersebut.
3. Adat
minang
Menurut adat minang anak
laki-laki yang sudah menginjak usia baligh harus segera dikhitan dan belajar
mengaji. Masyarakat minang mempunyai adat kebiasaan dalam rangka mengantarkan
anak laki-laki menuju masa dewasa. Adapun anak perempuan yang masuk usia dewasa
diadakan merias rambut.
4. Adat
bugis
Di bugis ada jenis tari adat yang
disebut tari pergaulan, tarian itu dapat dimainkan baik oleh penari tunggal
maupun kelompok. Tarian itu untuk memeriahkan jalannya upacara.
5. Adat
madura
Madura mempunyai beberapa
kesenian adat, seperti sandur.
6. Adat
sunda
Sunda memiliki berbagai macam
adat yang bernapaskan islam, diantaranya adalah adat / ritual yang selalu
dilakukan setelah peristiwa kelahiran seorang anak hingga menjelang dewasa.
D. Sastra
Islam dan Pengembangan Budaya
1. Karya
islam impor
Karya sastra dengan pokok
keagamaan, termasuk penjelasan mengenai Al-Qur’an, juga disadur dari korpus
sastra islam arab dan diterjemahkan ke dalam bahasa melayu untuk pembaca melayu
islam yang jumlahnya kian di negeri bawah angin (asia tenggara).
2. Ahli
agama melayu awal
Perkawinan silang antara budaya
dan sastra mustahil tanpa perjalanan teratur ke tempat-tempat berbeda didunia
islam. Para cendekia melayu sering kali melakukan perjalanan ke dunia islam,
terutama ke semenanjung arab dan kairo yang selayaknya menambah pengetahuan
mereka tentang ilmu pengetahuan islam dan sastra islam. Bukti awal tentang
wisata pendidikan ditemukan dalam tulisan seorang penganut kebatinan aceh,
Hamzah Fansuri, yang melakukan perjalanan ke negeri arab untuk mempelajari
mistik islam pada beberapa cendekia arab terkemuka.
3. Warisan
turun temurun
Tidak hanya karya sastra mistik
cendekia besar yang bertahan dan menyumbang perkembangan budaya islam dalam
dunia melayu, tetapi makam para sufi mewakili pusat ziarah bagi para
pengikutnya.
Komentar
Posting Komentar